Mengenal Jenis dan Fungsi Diafragma Spring

22 August 2023

Mesin


Industri otomotif Indonesia terus melakukan inIndustri otomotif Indonesia terus melakukan inovasi agar pengalaman berkendara Anda semakin memuaskan. Salah satu komponen yang mendapatkan inovasi adalah kopling yang kini memiliki dua jenis yakni coil spring dan diafragma springovasi agar pengalaman berkendara Anda semakin memuaskan. Salah satu komponen yang mendapatkan inovasi adalah kopling yang kini memiliki dua jenis yakni coil spring dan diafragma spring.

Meski namanya berbeda, secara umum cara kerja kedua jenis kopling di atas tetaplah sama. Yang membedakannya hanya bentuk konstruksinya, tentu saja dari kedua jenis tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan.

Tipe Kopling Mobil

Diafragma spring merupakan salah satu jenis kopling yang sering digunakan oleh berbagai mobil. Kopling mobil yang baik tentunya yang mampu memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut dan sempurna.

Oleh karena itu dibentuklah konstruksi kopling yang mampu meneruskan tenaga putaran engine 100% ke transmisi. Berdasarkan konstruksi komponen yang ada dalam clutch cover, tipe kopling ada dua yakni coil spring dan diafragma spring.

Singkatnya, konstruksi coil spring berbentuk pegas berulir, sedangkan diafragma spring berbentuk pegas diafragma.

1. Model Coil Spring

Coil Spring merupakan kopling yang proses pelepasan kampas koplingnya berasal dari flywheel dan menggunakan metode pengungkit dengan pegas berbentuk coil atau kumparan.

Konstruksi coil spring berbentuk pegas seperti ulir yang berada dalam clutch cover. Cara kerjanya yakni ketika pedal kopling diinjak atau ditekan maka release fork akan mendorong release bearing. Kemudian coil spring akan mendorong pressure plate sehingga mengungkit kampas kopling untuk memutuskan dengan flywheel.

Di sisi lain putaran dari engine menjadi bebas dan Anda bisa melakukan perpindahan gigi transmisi dengan mudah dan lembut.

Kelebihan menggunakan model coil spring adalah daya tekannya lebih kuat sehingga cocok untuk digunakan oleh kendaraan dengan daya angkut yang besar seperti bus dan truk.

Banyak pegas yang digunakan oleh model coil dan jumlahnya tergantung dari ukuran kopling yang digunakan.

Sedangkan kekurangan dari model Coil Spring adalah ketika salah satu sisi pegasnya mulai melemah atau mungkin patah, tekanan yang dihasilkan oleh pressure plate jadi tidak seimbang.

Hal tersebut akan berakibat pada kopling yang mudah slip karena distribusi tekanan yang dihasilkannya tidak merata pada pressure plate.

2. Model Diafragma Spring

Diafragma Spring adalah sebuah kopling yang memiliki proses pelepasan kampas kopling dari flywheel menggunakan metode pengungkit pegas berbentuk diafragma.

Konstruksinya berbentuk pegas menyerupai piringan yang di tengahnya ada lubang dan dibelah-belah seperti sirip.

Cara kerja kopling model diafragma spring sama persis dengan coil spring, ketika pedal kopling diinjak atau ditekan, maka release fork akan mendorong release bearing. Kemudian diafragma spring akan mendorong pressure plate sehingga mengungkit kampas kopling untuk memutuskan dari flywheel.

Kelebihan dari model diafragma spring adalah meskipun kondisi pegasnya sudah melemah, ketika Anda melakukan penekanan pegas ke pressure plate akan tetap sama.

Karena pegas yang digunakannya hanya satu, maka tingkat penekanan yang dilakukan oleh pressure plate ketika menekan plat kopling akan tersebar merata. Kondisi ini memungkinkan model diafragma bisa terhindar dari slip ketika Anda berkendara.

Sedangkan kekurangan diafragma spring adalah jumlah pegasnya yang hanya satu tidak bisa memberikan tekanan lebih kuat dibandingkan model coil spring. Model diafragma lebih cocok untuk digunakan pada jenis mobil MPV.

Fungsi Pegas Diafragma Spring

Sebagaimana fungsi dasar dari pegas yakni digunakan untuk menyimpan energi mekanis agar kemudian bisa dipantulkan kembali. Fungsi diafragma spring juga kurang lebih seperti itu.

Namun lebih jauh lagi, dalam sistem kopling tidak sesederhana itu karena peran pegas diafragma sangatlah penting. Pegas diafragma menarik pressure plate agar tidak menekan disc plat, tarikan tersebut mengakibatkan putaran flywheel dengan disc plate jadi bebas.

Fungsi diafragma spring tidak berjalan sendiri, ada beberapa komponen lain pada kopling yang ikut berperan. Komponen ini saling terhubung dan memiliki fungsi masing-masing yang saling mendukung satu sama lain.

1. Pedal kopling

Pedal kopling meningkatkan momen gaya injak pengemudi sehingga tenaga yang dihasilkannya lebih ringan.

2. Master cylinder kopling atas

Komponen ini berfungsi untuk meneruskan tekanan secara perlahan dari pedal kopling ke master kopling bawah.

3. Master cylinder kopling bawah

Fungsinya meneruskan tekanan dari master kopling atas, gaya tekan ini kemudian diteruskan lagi ke garpu pembebas atau release fork untuk mendorong maju dan membebaskan plat kopling.

4. Selang kopling

Bekerja sama dengan silinder bawah untuk mentransfer minyak ke kopling, minyak ini akan mulai dialirkan ketika Anda menginjak kopling mobil.

5. Release fork

Garpu pembebas bertugas mendorong atau menekan release bearing agar menuju ke diafragma spring.

6. Release bearing

Bantalan pembebas berfungsi meneruskan dorongan dari release fork menuju pegas diafragma sehingga pressure plate menjepit clutch menuju flywheel saat adanya tekanan pada pedal kopling.

7. Input shaft

Ini merupakan tempat dudukan clutch cover, clutch disc, release fork, release bearing dan poros.

8. Plat kopling

Plat kopling atau disc clutch memiliki fungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari roda penerus ke plat penekan dan selanjutnya input shaft transmisi.

Bagian-bagian kopling di atas membuat diafragma spring bisa bekerja secara optimal dalam mengatur putaran mesin ketika perpindahan gigi transmisi. Anda sebaiknya rutin melakukan servis mobil ke bengkel resmi atau berpengalaman untuk mendapatkan perawatan yang intensif dan tepat.

Cara Kerja Kopling Mobil

Baik menggunakan kopling model coil spring atau diafragma spring, kopling memiliki peran penting dalam sebuah mobil. Agar memahami cara kerja kopling mobil, simak ulasan singkat di bawah ini.

1. Ketika pedal kopling diinjak

Saat Anda menginjak pedal kopling, release fork akan meneruskan tekanan ke release bearing. Hal ini juga menekan diafragma spring dan pegas akan mengungkit pressure plate, dengan begitu plat kopling akan terbebas dari putaran mesin.

2. Ketika pedal kopling dilepas

Ketika pedal kopling dilepas, release fork akan kembali ke posisi awal dan tidak ada tekanan ke diafragma spring seperti ketika diinjak.

3. Cara kerja kopling mekanik

Mungkin Anda juga ingin mengetahui cara kerja kopling mekanik. Ketika mesin dinyalakan, perseneling masuk namun handle kopling tidak ditarik sehingga kopling akan menghubungkan putaran mesin ke poros primer.

Putaran poros selanjutnya diteruskan oleh gigi primer sehingga rumah kopling dan kanvas ikut berputar.

Kondisi yang kedua yakni ketika mesin dinyalakan kemudian perseneling masuk dan handle kopling ditarik, yang terjadi adalah tali kopling menarik tuas dan mendorong tutup pegas.

Ketika Anda melakukan perpindahan gigi mobil, yang terjadi adalah pedal perseneling mendapat tekanan dan handle kopling akan memutar pengangkat.

4. Cara kerja kopling otomatis

Kopling otomatis diatur oleh ukuran tinggi rendahnya putaran mesin dari mobil itu sendiri. Seperti kopling mekanik, pada kopling otomatis memiliki kedudukan poros engkol dan poros primer, cara kerjanya sama hanya dibedakan oleh alat khusus yang menggantikan perlengkapan handle.

Itulah ulasan mengenai kopling mobil terutama diafragma spring yang memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Dengan ulasan di atas, setidaknya Anda mendapat wawasan singkat mengenai cara kerja diafragma spring ataupun kopling pada umumnya.

Dapatkan informasi terbaru terkait masalah otomotif kendaraan anda hanya di Montiro.id dan juga telah tersedia layanan montir panggil yang bisa membantu melakukan proses service kendaraan anda sehingga mobil bisa melanjutkan perjalanan kembali.

image-iklan